BeritaSumedang Majalengka

Oncom Pasireungit Pertahankan Ke-Khasan dan Kualitas

JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Sentra produksi oncom di Jabar sebenarnya banyak, salah satunya di Desa Pasireungit, Kec. Paseh, Kab. Sumedang Jawa Barat. Sama seperti umumnya di kabupaten lain, pengusahaan oncom di sana juga dilakukan dalam skala usaha rumah tangga atau kelas kecil-menengah. Oncom Pasireungit dikenal karena kekhasan bahannya yaitu campuran kacang tanahnya yang lebih menonjol. Produk oncom daerah lain pun banyak, tergantung kekhasan dan selera daerah pembuat oncom itu sendiri.


Penjualan oncom Pasireungit kebanyakan secara asongan oleh pembuatnya dengan cara dijual berkeliling menggunakan sepeda motor, atau dimasukan ke sejumlah pasar tradisional di Sumedang, misalnya Pasar Tanjungsari, Pasar Paseh, Pasar Sumedang, dan pasar pasar la8nya diwilayah Sumedang. Sedangkan di Bandung, kebanyakan dijual di sekitaran pasar Ujungberung dan Cicaheum. Harga dipasaran, oncom Pasireungit rata-rata dijual Rp 5.000,00-6.000,00/potong, sedangkan dari para perajin rata-rata dijual Rp 2000,00-4.000,00/potong.


Pembuatan oncom dipasireungit ini pada awalnya sebagai kebiasaan para orangtua dahulu, yang sering membusukan makanan atau membasikan makanan yang dibuatnya,namun dari hasil pembusukan tersebut tidak serta merta dubuang begitu saja,melainkan di olah sehingga jadi dan terkenalah makanan hasik pembususkan tersebut dengan nama oncom.


Pembuatan oncom untuk dijadikan sebagai ajang usaha, umumnya dimulai sekitar tahun 1965, walau cara penjualan kebanyakan ala kadarnya namun mampu menembus pasar selain Sumedang juga Bandung dan sekitarnya. Saat itu, banyak perajin oncom pasireungit menjualnya secara asongan hanya dengan naik sepeda, bahkan berjalan kaki berangkat sore dari Pasireungit ke Tanjungsari Sumedang,Cimalaka,dan wilayah Sumedang lainnya,sampai ke kota Bandung juga.


Penjualan oncom Desa Pasireungit mulai “dikembangkan” akhir tahun 1980-an, di mana beberapa pemilik usaha menggunakan kasa berbagai agen yang bisa memasarkannya sampai ke Bandung. Namun kebanyakan, pemilik usaha produksi oncom masih senang menjual sendiri secara berkeliling, walaupun risikonya capek dua kali dan tak jarang membawa sisa oncom yang tidak terjual atau laku dibawa pulang lagi.
Namun karena berbagai alasan pula, usaha pembuatan dan perdagangan oncom Pasireungit berangsur menurun, dari semula sedikitnya 60-an kepala keluarga (KK) kini hanya tinggal 21 kepala keluarga yang masih bertahan mengembangkan usaha membuat oncomnya di pasireungit tersebut.


Dari ke 21 KK tersebut boleh dibilang berbagai macam jenis penjualannya, ada yang diambil agen agen untuk di tampung,namun ada pula yang dijual sendiri.Seiring berkembangnya jaman beberapa perajin oncom Desa Pasireungit umumnya menyebutkan, kondisi ini disebabkan situasi pasar dan upaya pemasaran yang belakangan kurang lagi mendukung. Apalagi saat ini,banyak tersaji dan dijual berbagai makanan modern yang semakin banyak pilihan, disertai promosi kuat sehingga lebih mampu memikat konsumen untuk membeli dan mencobanya.


Selain itu, beberapa perajin menyebutkan, beratnya situasi usaha dengan kondisi tersebut, diakibatkan meningkatnya harga bahan baku umtuk membuat oncom. Untuk kacang tanah saja, yang kualitasnya bagus kini harganya Rp 18.500,00/kg, kualitas sedang Rp 17.500,00/kg yang kebanyakan berupa produk dari luar daerah.


Disamping itu sejumlah perajin makanan oncom di Desa Pasireungit, Kab. Sumedang, mengeluhkan sulit terdongkraknya harga jual oncom hasil usaha mereka secara kontinyu, akibat segmen konsumen yang awam dan kurang dapat membedakan kualitas produk mereka dengan produk oncom dari daerah yang lain.


Para perajin oncom pasireungit mengharapkan harga jual hasil usahanya terus dihargai lebih baik, karena secara umum menggunakan bahan baku kacang tanah yang bagus dan pilihan sehingga rasanya terasa lebih khas,beda dengan oncom yang diproduksi didaerah lainnya.


Beberapa perajin oncom pasireungit,menyebutkan, meskipun dalam usaha mereka terus membuka jaringan memanfaatkan wisatawan yang terus bertambah ke Kota Sumedang, namun promosi oncom pasireungit harus terus lebih ditingkatkan. Kesulitannya, masih banyak para bandar dan pembeli, lebih mempertimbangkan harga dengan jenis oncom umum yang bahan bakunya dicampur bahan-bahan lain agar lebih irit.


Menurut seorang pembuat oncom Mamah Sukandar, banyak konsumen belum mengetahui kekhasan dan kelezatan lebih dari oncom pasireungit. Tapi bagi mereka yang sudah mengetahui, biasanya tidak pernah mempersoalkan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan oncom umum, bahkan sering memburu sampai ke lokasi produksi.
Mamah Sukandar menyebutkan, tantangan utama memproduksi oncom ini,memang dari harga kacang tanah yang terus naik, di mana saat ini mencapai Rp 18.000/kg,kadang juga turun yang jelas bisa berubah ubah dan tentu saja akan mempengaruhi dalam proses penjualan.

“Bingung mau naikin harga oncom jua,takutnya pembeli keberatan,tapu kali enggak dinaikin kita kita yang rugi,jadinya serba salah. Tingginya harga bahan baku bisa teratasi, jika harga jual oncom pasireungit terus membaik. Sayangnya, segmen makanan tradisional di Jabar, termasuk oncom, masih harus diperjuangan promosinya lebih gencar, agar usahanya semakin diketahui dan diminati para pembeli, termasuk para wisatawan di kota Bandung dan kota kota lainnya,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button