Aksesoris gelang dari Tali kembali Ngetrend Digandrungi Kaula Muda

JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara kreatif penghasil aneka kerajinan. Produk kriya dari perhiasan dan aksesori etnik serta unik banyak ditemukan di negeri ini. Setahun terakhir tren gelang tali warna-warni nan etnik muncul lagi di masyarakat, khususnya kalangan remaja dan anak muda.
Dedi Suhandi, pemuda gempal kelahiran Sumedang 3 Januari 92, sebagai pengrajin sekaligus pemilik dari usaha berlabelkan Akar Tangkal, Sumedang Jawa Barat pun memang mengakuinya. “Sejak tahun lalu, permintaan meningkat, tren gelang tali muncul lagi, seperti tidak pernah habis masanya,” jelasnya saat ditemui Jurnalsuma.com di rumah sekaligus tempat jualannya Jalan Raya Bojong Padasuka Sumedang Utara, Selasa (20/10/2020).
Ia tertarik terjun ke bisnis gelang tali karena iseng. Awalnya, Dedi hanya iseng membuat gelang untuk dipakai sendiri dan pesanan teman-teman satu sekolahnya. Seiring berjalannya waktu, Ia melihat ada peluang dari kreasi gelang tali ini, sehingga fokuslah ia dalam berkreasi membuat berbagai macam aksesoris dengan bahan tali frusik.
Kreasi gelang tali ini, di jual dengan harga Rp 8.000 sampai Rp 25.000 per buah. Dedi bilang, variasi harga tersebut tergantung pada motif dan tingkat kerumitannya. Semua gelang buatannya berbeda beda motif, berbahan prusik dan paracord, sehingga ukurannya lebih tebal dibanding gelang tali biasa.
“Yang harga Rp 25.000 itu juga model anyaman, tapi pakai shuckkle atau semacam penyambung/pengait gelang yang terbuat dari bahan plastik dan lainnya,” jelas Dedi.
Dedi mengaku bisa menjual 20 sampai 50 buah gelang tiap bulan. Bahkan, bila sedang ramai pesanan, penjualannya bisa menembus hingga 90 buah gelang per bulan. “Pelanggan datang dari berbagai kalangan. Awalnya mungkin hanya di Sumedang dan sekitarnya. Lalu lama kelamaan merambah ke seluruh Sumedang bahkan luar kota,” tuturnya.
Beragam motif gelang ditawarkan oleh Akar Tangkal. Ada yang polos dengan motif lingkaran kecil, ada juga gelang warna-warni, seperti merah dan kuning berselang-seling. “Saya juga menambahkan aksesori yang berbeda-beda biar makin menarik,” terang Dedi.
Semakin rumit, harganya juga bisa semakin mahal.Gelang tali handmade sempat jadi tren di awal tahun 2000-an. Sebagian besar remaja pada masa itu berlomba-lomba memperbanyak koleksi gelang tali di tangannya. Dan ternyata tren ini berulang kembali sampai sekarang.
Selain adanya tambahan aneka aksesoris, motif gelang tali handmade saat ini juga lebih beragam. Baik dari segi warna maupun dari motif anyaman. Kartika mengatakan, tren warna yang ada sekarang ini lebih ke warna-warna soft dan pastel, seperti merah muda, biru muda, hijau dan tosca.
Dedi berpendapat adanya pergeseran model tersebut dipengaruhi adanya pergeseran pasar. Maksudnya, tren gelang tali belakangan ini banyak diminati juga oleh orang dewasa, bahkan kaum pekerja.
“Dulu, gelang tali ini kan hanya booming di kalangan para remaja, khususnya remaja laki-laki dan para pelaku kegiatan alam bebas. Nah, sekarang pasarnya juga makin luas, maka modelnya juga harus menyesuaikan,” ungkapnya.
Kesesuaian model gelang tali dan target pasar sangat penting menurut Kartika. Pasalnya, belakangan, makin banyak pelaku usaha yang terjun ke bisnis gelang tali handmade. Dengan adanya kesesuaian antara model dan target pasar bisa jadi fokus bisnis dan membuat ciri khas tersendiri.
“Sekarang makin banyak yang jual gelang tali ini. Bahkan hampir semua orang bisa buat, karena tutorial pembuatan banyak tersebar di media sosial” jelas Dedi.
Baginya pemilihan bahan gelang penting dalam membangun image branding. Dedi bilang penggunaan bahan tertentu juga untuk menghindari kesan mainstream. “Kalau gelang saya pakai bahan gelang yang seperti biasa nanti tidak ada yang spesial dari gelang buatan saya. Saya pakai prusik dan paracord juga biar tidak mainstream. Dedi berharap kedepan usahanya bisa lebih berkembang lagi dengan adanya penguatan di bidang modal khususnya.
“Iya taulah kalo sekarang mau usaha apapun bisa,tapi yang paling utama kan tetep modal sebagai penunjang berjalannya usaha tersebut,” ucapnya.