
JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Polres Sumedang bersama awak media dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Sumedang dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumedang, kembali menebar kebahagiaan di momen bulan suci Ramadan, berupa pembagian takjil.
Kegiatan tersebut digelar di Pondok Pesantren Islam Terpadu Al-Huda atau Pita Cilipung, Kelurahan Pasanggrahan Baru, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, Rabu (12/3/2025).
Acara ini tidak hanya berupa pembagian takjil untuk berbuka puasa, namun juga disertai dengan penyaluran bantuan sembako berupa beras serta santunan bagi puluhan santri dan santriwati.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kepedulian Polres Sumedang terhadap masyarakat, khususnya di kalangan santri yang tengah menjalani ibadah puasa.
Kapolres Sumedang, AKBP. Joko Dwi Harsono mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memeriahkan bulan Ramadan sekaligus menjalin silaturahmi dengan pengurus dan santri Pondok Pesantren Islam Terpadu Al-Huda.
“Hari ini kita melaksanakan kegiatan bersama-sama dengan teman-teman media, baik dari televisi maupun media online atau cetak. Kita memberikan tali asih berupa takjil, beras, dan sedikit dana. Ini adalah bentuk kepedulian Polres Sumedang dalam menyambut bulan suci Ramadan,” kata Joko.
Sementara itu Ketua IJTI Korda Sumedang, Beben HVA mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari sinergitas antara IJTI, PWI, dan Polres Sumedang.
“Di bulan suci Ramadan 1446 Hijriah ini, kita bekerja sama dengan Polres Sumedang untuk memberikan sedikit kebahagiaan kepada santri di pondok pesantren. Ini adalah program rutin kami untuk berbagi dan semoga menjadi berkah bagi kita semua,” ungkap Beben.
Pengasuh Pondok Pesantren Islam Terpadu Al-Huda, Syamsul Ma’arif menyambut baik dengan kegiatan ini. Menurutnya, bantuan yang diberikan sangat bermanfaat bagi santri dan anak yatim piatu di pesantren.
“Alhamdulillah, kegiatan ini sudah rutin dilakukan oleh Polres Sumedang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Kami menerima sembako dan uang untuk santri serta anak yatim piatu. Terima kasih atas perhatian yang diberikan,” kata Syamsul Ma’arif, yang memiliki 40 orang santri di pesantren tersebut.
Syamsul berharap, kegiatan seperti ini bisa menjadi contoh bagi pejabat dan pihak lain untuk lebih memperhatikan pondok pesantren dan lembaga pendidikan yang membutuhkan bantuan.
“Semoga kegiatan ini menjadi contoh untuk lebih banyak pejabat yang peduli dengan pendidikan, khususnya pesantren yang sering kali kekurangan dana,” tukasnya.