BeritaHeadlineSumedang

Berkah Jelang Idul Adha, Pabrik Pembuatan Tusuk Sate di Sumedang Banjir Pesanan

JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Jelang Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban 2024, pabrik pembuatan tusuk sate di Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, kebanjiran pesanan. Bahkan, permintaan tusuk sate meningkat hingga 2 kali lipat atau 100 persen.

Karena, tusuk sate menjadi barang yang banyak dicari setiap tahunnya jelang idul adha. Pasalnya, daging dari kurban kerap disajikan dalam bentuk makanan sate oleh masyarakat.

Batang-batang bambu jenis Gombong berukuran besar di pabrik “Solid Bamboo” menjadi bahan dasar produksi tusuk sate yang beredar di wilayah Jawa Barat. Dengan total 14 orang karyawan, produksi tusuk sate pun dikebut oleh pemilik pabrik.

Proses pembuatan tusuk sate pun melewati beberapa tahap. Mulanya, bambu berukuran besar di potong kecil-kecil sebelum akhirnya dipres digepengkan, untuk selanjutnya dimasukan ke alat pemotong yang membuat batang bambu kini berbentuk tusukan sate yang masih tumpul.

Kemudian tusuk sate yang tumpul tersebut dioven selama 18 jam untuk proses pengerasan serta pembersihan. Terakhir, tusuk sate ditajamkan dengan mesin khusus serta dilakukan pemolesan akhir sebelum akhirnya dikemas dan dijemput oleh pemesan.

Pemilik pabrik tusuk sate, Santoso Panoto mengaku baru merintis usahanya ini sejak 2021 lalu, lantaran usaha sebelumnya gulung tikar akibat dampak pandemi Covid-19.

“Awal usaha membuat tusuk sate itu dimulai pas Covid-19 2021. Waktu itu di Jakarta ekonomi mati saya coba mencari inspirasi untuk usaha dari pohon bambu dan akhirnya terus berjalan membuat tusuk sate,” kata Santoso, Jumat (31/5/2024).

Jelang idul adha 1445 Hijriah tahun 2024 ini kata Santoso, permintaan tusuk sate meningkat hingga 6 ton tusuk sate kemasan karung dalam 1 Bulan. Bahkan, permintaan tusuk sate meningkat hingga 2 kali lipat atau 100 persen jika dibandingkan dengan hari biasa.

“Meningkat jauh iya peningkatannya di 100 persen jika dibandingkan hari biasa. Kalau omset ada puluhan juta lah,” katanya.

Beromset puluhan hingga ratusan juta rupiah, pesanan atau permintaan tusuk sate produk Tanjungsari Sumedang ini, masih di lingkup wilayah Jawa Barat. pesanan terbanyak diterima dari wilayah Purwakarta dan Bandung Raya.

“Kalau pengiriman biasa ada distributor untuk pengambilan barang, ada juga kita kirim ke rumah makan. Per kilonya kita jual rata-rata Rp 15 ribu,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button