Lazuardi Cookies Tembus Pasar Nasional dan Mancanegara
JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Siapa sangka menjalankan usaha dirumahan tidak bisa menghasilkan serta dapat membuka peluang kerja bagi warga disekitarnya, terbukti meskipun dengan membuat kue kering hasil olahan warga Tanjungkerta, yang diproduksi musiman dan beromzet ratusan juta ini mampu menembus pasar nasional dan mancanegara.
Di tangan Lilis warga Dusun Sukadana, Desa Banyuasih, Kecamatan Tanjungkerta Sumedang bersama dua saudaranya ini, mampu mengolah makanannya berupa kue kue kering musiman dan banyak digemari masyarakat Sumedang, Bandung, Jakarta, Bekasi dan hampir seluruh Jawa Barat bahkan sampai luar Negeri.
Berbeda dengan kebanyakan kue kering pada umumnya, hasil olahan kue yang diberi lebel Lazuardy Cookies ini, memiliki rasa yang istimewa dengan kontur kue yang renyah, serta memiliki citarasa tersendiri bagi penikmatnya. Lilis menceritakan awal mula memiliki ide membuat beraneka ragam dan rasa kue kering yang dibuatnya bersama dua saudaranya tersebut yaitu Nita dan Linda.
“Awal mulanya, saya memiliki ide untuk mengembangkan usaha ini pada saat jelang lebaran sekitar pada awal tahun 2007 lalu atau kurang lebih sekiitar sepuluh tahun yang lalu,” kata Lilis di rumahnya Tanjung Kerta, Senin (2/11/2022).
Karena dengan rasa dan aroma kue yang berbeda,akhirnya banyak yang suka, dan permintaan pun berlanjut dan meningkat. Sehingga akhirnya kami bertiga memutuskan untuk terus membuat kue kering tapi hanya ketika ada pesanan saja dan mendekati hari Lebaran saja,itupun pengerjaannya sudah harus dimulai pembuatannya sebelum memasuki bulan puasa. Dan tetap kami kembangkan usaha ini bersama adik dan ponakan,dengan cara berbagi tugas dalam pembuatan aneka kue keringnya.
Dalam pemasaran, Lilis tidak merasa kesulitan. Karena koleganya yang kebanyakan para tenaga pengajar itu, dan para pekerja serabutan menjadi salah satu penunjang kelancaran dalam bisnisnya.
“Dalam pemasaran kami tawarkan kepada para guru, dan Ibu Ibu di sini saja sampai akhirnya dengan cepat kue olahan kami bisa terjual dan tersebar luas bahkan ada pula yang pesan dari luar Infonesia seperti Malaysia dan Australia,” katanya.
Sedangkan untuk pemasaran ke luar daerah seperti Bekasi, Karawang, Sukabumi dan Palembang, Lilis menuturkan, secara tidak sengaja tetangganya yang merantau ke luar daerah membawa kuenya untuk dijadikan cemilan sebagai bekal dan di jual ke para tetangga di tempatnya merantau, namun untuk pemasaran ke Luar Negeri,Lilis mengaku tidak tahu dan kurang mengerti, sebab Lilis dan kedua Saudaranya itu hanya mengerjakan dan membuat kue pesanan mereka saja dan tidak mengetahui persis sampai mana kue kue nya sudah tersebar.
“Karena dari oleh-oleh itu lah, permintaan dari palembang,bekasi dan kota kota besar lainpun pun berdatangan,” terangnya.
Karena banyaknya permintaan, maka para tetangganya pun memanfaatkan peluang ini untuk mencari orderan pesanan kue kering juga.
“Mereka membawa contoh barang dagangan kita. Setelah ada konsumen yang beminat, maka order pun dipesankan kepada kami sesuai permintaan,” ucapnya.
Hingga saat ini, Lilis memiliki sekitar 25 karyawan yang setiap hari bekerja di rumahnya untuk membuat 12 macam kue kering, seperti tulip, nastar, batang keju, wijen blue bery, putri salju dan lainnya.
“Dalam proses produksinya Lilis yang berbagi tugas pembuatan kue bersama dua saudaranya tersebut,selalu menekankan agar jangan sampai mengurangi rasa kue yang sudah dikenal rasanya oleh orang orang yang menikmatinya,maka setiap akan produksi kue ini Lilis bisa menghabiskan 75 – 100kg terigu,belum bahan bahan lainnya seperti telor,mentega dan lainnya bisa dua kali lipat jika pesanan sudah masuk pesanan kue.
Meskipun terbilang maju, namun Lilis belum puas dalam menjalankan usahanya. Ia memimpikan pelebaran pemasaran hingga ke luar provinsi secara kontinyu. Namun sayangnya terkendala modal, karena untuk menuju kearah sana memerlukan dana yang cukup besar.
“Kami berharap ada bantuan modal dari Pemkab Sumedang, untuk mendorong pelaku ekonomi kelas menengah seperti kami,” harapnya.