BeritaIndustri KreatifSumedang

Komunitas Pecinta Pipa Rokok di Sumedang Produksi Padudan Berkualitas Tinggi

JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Sekelompok pecinta pipa rokok atau padudan yang tergabung dalam Smoking Pipe Community di Sumedang, memproduksi berbagai jenis pipa rokok dengan bahan berkualitas tinggi.

Komunitas ini berdiri sebagai ajang silaturahmi antar sesama penggemar pipa rokok dan sebagai ruang berbagi pengalaman serta keterampilan dalam pembuatan padudan.

“Komunitas ini kami bentuk sebagai ajang silaturahmi sesama pecinta pipa rokok. Kami sering mengadakan kopi darat untuk berbagi pengalaman, dan ke depannya komunitas ini ingin lebih berkembang lagi,” ujar Ketua Smoking Pipe Community, Teguh, baru-baru ini.

Berdasarkan keterangan Teguh, komunitas yang berbasis di GOR PKPRI, depan SMPN 3 Sumedang, di Jalan Dokter Saleh no.1, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, saat ini memiliki sekitar 55 anggota dengan latar belakang yang beragam, mulai dari ASN, pensiunan polisi, pegawai swasta, guru, hingga masyarakat umum. Mereka sering berkumpul di Desa Marongge dan Cafe Batu Ali di Regol Wetan.

Smoking Pipe Community menggunakan berbagai bahan alam untuk membuat padudan, seperti Kayu Sonokeling, Kelapa, Fornis, Galih Asem, Kaboa, Tali Arus, Kelor, bahkan Gading Gajah dan Tanduk Rusa.

Untuk bahan baku kayu Sonokeling, komunitas ini mengutamakan prinsip daur ulang, dengan mengambil bahan yang sudah tidak terpakai, seperti akar atau dahan yang mati di hutan daerah Buahdua, Surian, Tomo, dan Ujungjaya.

“Kami hanya mengambil bagian akar atau dahan yang sudah mati agar tidak terbentur proses hukum, karena kayu Sonokeling ini termasuk kayu yang dilindungi seperti kayu Jati,” jelas Teguh.

Setiap pipa rokok yang mereka buat memiliki desain unik dan seni yang khas. Ada yang berbentuk lilitan ular dari kayu Fornis, pipa panjang 33 cm dari akar Sonokeling, hingga desain unik dari Kaboa yang menyerupai tokoh Petruk.

Keindahan dan keunikan padudan buatan mereka menarik perhatian pembeli, tidak hanya dari Sumedang, tetapi juga dari Bandung, Bogor, dan Sukabumi.

“Harga pipa rokok ini bervariasi, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 3 juta, tergantung pada bahan, tingkat kesulitan, dan nilai seni yang terkandung di dalamnya,” ujarnya.

Namun, Teguh mengakui bahwa produksi padudan masih menghadapi beberapa kendala, seperti keterbatasan modal, bahan baku, serta tingkat kesulitan pembuatan yang sangat bergantung pada mood pengrajin.

“Untuk menjaga kualitas pipa rokok, Kamimenyarankan penggunaan madu dan cottonbud agar pipa tetap bersih dan awet,” ucapnya.

Ke depannya, Teguh berharap komunitasnya dapat terus berkembang dengan dukungan dana dan bahan baku yang lebih terjamin.

“Kami bercita-cita membentuk badan usaha agar komunitas memiliki pemasukan yang lebih stabil,” tukasnya.

Bagi yang ingin melihat langsung proses pembuatan atau memesan pipa rokok, bisa datang langsung ke alamat komunitas atau menghubungi Teguh di 082263065442 dan Tedy di 082119339443. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button