Belasan Pelajar di Sumedang Diamankan Polisi setelah Terlibat Tawuran
JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Aksi tawuran antar pelajar SMK di Sumedang kembali terjadi, pada Kamis (3/10/2024) sore. Tawuran terjadi saat belasan pelajar SMK Korpri, melakukan penyerangan terhadap SMK Maarif 1 Sumedang. Beruntung polisi bersama warga berhasil membubarkan tawuran tersebut.
Mendapat laporan adanya tawuran pelajar, Tim Kujang Polres Sumedang langsung turun ke lokasi kejadian dan langsung mengamankan tiga pelaku tawuran di lokasi kejadian.
Sedangkan beberapa orang lainnya ditangkap di beberapa tempat seperti di Alun-alun Sumedang, depan Rumah Sakit Umar Wirahadikusumah, dan rumah para pelaku.
Kasat Sabhara Polres Sumedang, AKP Asep Kusmana menyampaikan, dalam aksi tawuran tersebut anggotanya mengamankan sebanyak 12 orang pelajar SMK Korpri. Selain itu polisi juga mengamankan barang bukti 3 buah senjata tajam jenis pedang dan golok.
Lalu beberapa narkoba jenis serbuk kratom, serta 5 unit sepeda motor. Para pelajar dan barang bukti tersebut langsung diamankan di Mapolres Sumedang.
“Kami mendapatkan laporan dari masyarakat bahwasannya telah terjadi tawuran di sekitar Singaparna atau Binokasih. Jadi ada salah satu sekolah yaitu SMK Korpri, mereka menyerang pelajar yang biasa berkumpul, lalu mereka saling menyerang,” kata Kasat Asep, di Mapolres Sumedang.
Saat kejadian kata Asep, ada masyarakat juga yang ikut membantu melerai atau membubarkan sebelum datang Tim Kujang Sabhara Polres Sumedang. Kemudian dari Dalmas Polres Sumedang datang ke lokasi dan mengejar para pelajar yang melarikan diri.
“Motifnya dari SMK Korpri yang menyerang beberapa pelajar yang suka nongkrong di daerah Singaparna yaitu dari SMA Maarif Sumedang jadi saling serang dan balas dendam,” ucapnya.
Dikatakan, barang bukti senjata tajam yang diamankan sempat disembunyikan para pelaku. Adapun pihaknya sudah menghubungi pihak sekolah dan keluarga para pelajar yang terlibat tawuran.
“Untuk yang diamankan pelajar saat ini 12 orang, kami masih lakukan pendalaman siapa saja yang terlibat dari tawuran ini. Kami amankan sementara agar menjadi efek jera bagi para pelajar, kemudian kami juga memanggil masing-masing orangtua, pihak sekolah, guru, dan aparat desa dari masing-masing tempat tinggal mereka,” tuturnya.
Saat aksi tawuran tersebut beberapa pelajar sudah mengkonsumsi dan terpengaruh mengkonsumsi kratom. Ada salah satu yang mengajak kepada teman-temannya untuk menyerang sekolah.
“Informasi dari pelajar mereka membeli dan mendapatkan dari online kemudian dikemas sendiri dan dijual kembali ke antar pelajar, jadi satu bungkusnya dijual dengan harga Rp5.000,” imbuhnya