JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Belasan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Neglasari di Desa Babakan Asem, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, terpaksa melewati Sungai Cipelang untuk dapat bersekolah, Sabtu (24/2/2024) pagi.
Kondisi tersebut terjadi, lantaran jembatan sementara penghubung antar Desa di dua Kecamatan ambruk pasca meluapnya Sungai Cipelang pada Minggu 11 Februari 2024 lalu. Bahkan hanyutnya jembatan tersebut sempat terekam video amatir warga hingga terbawa arus sungai Cipelang.
Pantauan di lokasi, satu persatu para siswa terpaksa melintasi Sungai Cipelang agar dapat bersekolah dengan cara digendong oleh anggota Karang Taruna. Selain anak sekolah, putusnya akses jembatan, menghambat juga roda perekonomian warga desa terutama bagi para pedagang.
“Iya kalau tidak dibantu diseberangi oleh anak Karang Taruna mereka tidak bisa sekolah. Yang tidak melintas banyak hampir satu kampung Neglasari,” kata Anggota Karang Taruna, Encep Momo.
Adapun akses jalan lain yang dapat dilintasi kendaraan, harus ditempuh dengan jarak yang lebih jauh dan memutar. Jembatan sementara yang tengah dibuat anggota karang taruna desa secara swadaya, belum sepenuhnya selesai.
“Jembatan sementara yang sedang dibangun ini hasil inisiatif karang taruna buat menyebrang warga dan anak-anak sekolah, biar mereka bisa sekolah lancar, dan juga warga khususnya pedagang bawa motor dibantu diseberangi supaya perekonomian lancar, namun kalau mobil tidak bisa,” ucapnya.
Warga berharap, pemerintah segera merealisasikan pembangunan jembatan yang ambruk, agar akses pendidikan dan perekonomian warga tidak lumpuh.
“Sudah hampir satu minggu dibikin jembatan sementara ini, namun terus diperbaiki setiap hari jembatannya hancur lagi dampak air sungai meluap,” ujarnya.
Salah seorang siswa, Arif Purnama mengaku sudah satu Minggu menyebrangi Sungai Cipelang untuk berangkat ke sekolah. Meski dibantu dengan cara digendong saat menyebrangi sungai, para siswa merasa ketakutan.
“Takut meski digendong juga. Kalau airnya meluap tidak bisa sekolah,” ucapnya.
Sementara itu Guru SD Negeri Neglasari, Tien Kartini menyebutkan dampak ambruknya jembatan, membuat 17 siswa dari dusun Neglasari menyebrangi sungai saat berangkat dan pulan sekolah.
“Ada 17 siswa yang ada di dusun Neglasari harus menyebrangi sungai dengan bantuan masyarakat,” kata Tien.
Selain ambruknya jembatan, luapan Sungai Cipelang terus menerus mengikis area halaman sekolah hingga longsor dan merusak dinding ruang kelas 1 beserta gudang.
“Sekolah yang terdampak itu gudang dan ruangan kelas 1 retak, meski ada yang rusak aktivitas kegiatan belajar mengajar tidak terganggu,” ujarnya.
Guna menjaga keselamatan siswa, pihak sekolah membuat pagar pembatas dari bambu, selagi menunggu rencana relokasi bangunan sekolah ke lokasi yang lebih aman.
“Kemarin sudah mengadakan musyawarah sama orang tua siswa bagaimana solusinya kedepan, karena mungkin kedepannya sekolah ini harus ada relokasi. Sebab halaman sekolah juga terus-terusan terkikis air sungai Cipelang,” tukasnya.