BeritaJawa BaratKulinerNasionalSumedang MajalengkaWisata & Budaya

Jadi kuliner Khas Desa Cipasung, Beliung Dibuat 1 Tahun Sekali

JURNAL SUMA.COM., MAJALENGKA – Dibuat dan disajikan setiap menjelang bulan suro atau ulang tahun desa, beliung menjadi kuliner khas dan unik yang menjadi warisan nenek moyang warga Blok Desa Cipasung, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Beliung merupakan kuliner berbahan dasar tepung beras yang dibungkus menggunakan daun congkok yang tumbuh di hutan belantara. Beliung sendiri dibuat hanya untuk acara tertentu, yaitu bulan suro atau ulang tahun desa.

Salah seorang warga Desa Cipasung, Eha mengatakan, pembuatan beliung sendiri relatif mudah. Dimana beras yang sudah di rendam selama satu malam kemudian ditumbuk hingga menjadi tepung, kemudian di siram menggunakan air hangat dan diaduk sampai adonan merata.

“Bahan utamanya beras yang dihaluskan menjadi tepung, kemudian di bungkus menggunakan daun congkok, kemudian di kukus sekitar 15 menit,” kata Eha, Rabu (7/6/2023).

Sementara itu Ketua Adat Desa Cipasung, Obing mengatakan, beliung menjadi kuliner khas yang disajikan pada bulan suro atau saat perayaan ulang tahun desa, yang sudah diwariskan oleh para leluhur Desa Cipasung sejak ratusan tahun yang lalu.

“Ini sudah menjadi tradisi tahunan yang sudah ada dari jaman dulu. Warga berkumpul membuat olahan beliung yang nantinya akan di santap bersama sama,” kata Obing.

Yang menjadi khas dan unik dari olahan beliung adalah cara penyajiannya. Dimana beliung yang sudah dikukus kemudian dimasukan ke cacadan, yang merupakan sebuah tempat atau wadah yang terbuat dari kayu.

Menurutnya, siapa saja yang menggunakan cacadan wajib memakai baju adat berupa pangsi warna hitam.

“Cacadan hanya digunakan setahun sekali. Ini merupakan tradisi yang harus kita jaga dan wajib kita perkenalkan kepada generasi berikutnya agar mereka tetap bisa melestarikannya,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button