JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Harga sapi ternak di Kabupaten Sumedang Jawa Barat mengalami penurunan, lantaran merebaknya penyakit lato-lato atau Lumpy Skin Disease (LSD). Kondisi tersebut membuat peternak terpaksa menjual sapinya dengan harga yang lebih murah.
Seperti yang dialami para peternak sapi di Dusun Cibitung, Desa Cikareo, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Meski tidak ada sapi yang terjangkit, namun merebaknya penyakit lato-lato yang disebabkan virus LSD ini membuat harga sapi menurun.
Salah seorang petani, Ada Suhada mengatakan, untuk tahun lalu saat menjelang hari raya Idul Adha, jenis sapi Limosin bisa terjual diatas Rp 20 juta. Namun untuk tahun ini untuk jenis dan ukuran sapi yang sama hanya berkisar di harga Rp 18 juta rupiah.
“Kalau harga memang menurun, kemarin itu kata bandar-bandar katanya banyak penyakit jadi harga menurun engga seperti dulu,” kata Ada baru-baru ini.
Ada menuturkan, selain merebaknya penyakit lato-lato, turunnya harga jual sapi tahun ini dipengaruhi oleh banyaknya pasokan sapi dari luar Sumedang dengan harga yang lebih murah.
“Karena sekarang yang ngambil sapi dari Jawa sudah bebas, dan kebanyakan dari sana (Jawa) harganya lebih murah,” ucapnya.
Selaku peternak Ada berharap adanya langkah konkret untuk penanganan penyakit lato-lato pada sapi. Sehingga harga sapi dapat kembali stabil dan para peternak terhindar dari kerugian.
“Alhamdulillah kalau di daerah kita engga ada yang kena, tetapi para bandar engga bisa cepat-cepat beli dari petani karena ada penyakit ini,” ujarnya.