BeritaSumedang Majalengka

Peternak Kambing di Desa Majasari Keluhkan Menurunnya Harga Penjualan di Masa PPKM Darurat

JURNALSUMA.COM.,MAJALENGKA – Sebelum pandemi Covid-19 perayaan Idul Adha menjadi berkah tersendiri bagi para peternak hewan kurban, namun semenjak Virus Corona melanda di tambah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat kondisi tersebut berbalik 180 derajat.

Bisnis hewan kurban cukup menjanjikan dimana perayaan Idul Adha menjadi momen yang dinantikaan saat para peternak dan penyedia hewan meraup keuntungan dari penjualan hewan kurban, namun perayaan Idul Adha yang bertepatan dengan masa PPKM Darurat membuat penjualan hewan kurban mengalami penurunan karena sepinya perayaan Idul Adha.

Salah seorang peternak, Aljun mengatakan, omzet menjelang hari raya Idul Adha mengalami penurunan hingga 25 persen karena akibat kendala pengiriman terutama untuk pelanggan yang berasal dari luar Daerah seperti Jabodetabek, dan Daerah lain karena adanya penyekatan di perbatasan serta himbauan pembatasan aktivitas selama masa PPKM Darurat.

“Kita kan nggak bisa tembus ke Jakarta karena ada penyekatan, di Jakarta juga menurun karena disana kurban juga hampir tidak ada mungkin karena dimasa ini mesjid di tutup aktivitas dibatasi,” kata Aljun.

Aljun menambahkan, dirinya mengaku sebelumnya saat hari raya Idul Adha tak kurang dari 1.500 ekor domba bisa terjual ke beberapa Daerah di Jabodetabek, Jawa Tengah dan Jawa Timur bahkan dari luar Negeri seperti Malaysia dan Brunaidarusaallam, Namun untuk saat ini hanya sekitar 1.000 ekor domba saja.

“Penghasilan kita sekarang menurun karena memang daya beli masyarakat berkurang,” ujarnya.

Aljun berharap adanya perhatian dari pemerintah dalam membantu peternak domba khusunya program sektor perbankan untuk memperkuat modal agar bidang usaha yang digelutinya bisa bertahan di tengah pandemi seperti saat ini.

Sementara itu menurut Kasie Pemerintahan Desa Majasari, Cecep Mulyana, ada sekitar 145 peternak di wilayah Desa Majasari, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka yang mengalami penurunan omzet dan terpaksa menjual hewannya meski dengan harga murah agar biaya yang di keluarkan saat masa pemeliharaan tertutupi.

“Untuk penjualannya juga susah, akhirnya dengan harga yang begitu murah karena peternak sudah menganggarkan satu Tahun harus terjual akhirnya dengan harga murah terpaksa dikeluarkan,” kata Cecep.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button