Jembatan Gantung Penghubung Dua Kecamatan di Sumedang Putus
JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Warga Desa Kertamekar Kecamatan Tanjungkerta dan Desa Kamal Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, harus rela mempertaruhkan nyawa menyebrangi aliran Sungai Cikandung untuk menuju perkebunan dan pesawahan mereka, pasca putusnya jembatan yang menghubungkan kedua desa itu, Minggu 14 Maret dini hari. Jembatan gantung di Bojongberod yang ambruk tersebut merupakan akses warga satu-satunya warga dua desa.
Kepala Desa Kertaharja, Dudun menuturkan, 70 persen aktivitas warganya setiap hari melewati jembatan gantung. Namun pasca jembatan sepanjang 38 meter itu putus, aktivitas warga sangat terhambat.
“70 persen warga melewati jembatan, karena mayoritas warga kami petani, aset warga kami ada di wilayah Desa Kamal,” kata Dudun, saat ditemui ruang kerjanya, Selasa (16/3/2021).
Padahal, kata Dudun, jika tidak hujan, ketinggian air bisa mencapai 1,5 meter.
“Sekarang kalau air kecil, tidak ada hujan tidak banjir itu air bisa sampai 1,5 meter,” ucapnya.
Dikatakan, beruntung peristiwa ambruknya jembatan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB, dimana saat itu tidak ada yang melintas, sehingga tidak menimbulkan korban.
“Kalau pagi sampai sore itu selalu ramai, kebayang bagaimana kalau kejadiannya siang,” ucapnya.
Kata Dudun, ambruknya jembatan karena pondasinya terkikis derasnya aliran Sungai Cikandung. Sepengetahuannya, terakhir kali warga memperbaiki jembatan tersebut pada tahun 2011.
Pantauan di lapangan, pondasi jembatan di wilayah Desa Kamal sudah mengalami retak-retak. Sementara di sisi Desa Kertaharja, pondasi jembatan sudah ambruk, dan berada di aliran sungai.
“Pembuatan jembatan sudah sejak nenek moyang, yang saya tahu ini jembatan sudah 3 kali direhab. Cuma karena pondasinya terkikis akhirnya jembatannya ambruk,” ucapnya.
Pihaknya pun berharap pemerintah dan pihak terkait lainnya segera membuat jembatan darurat. Sebetulnya, kata Dudun, Bojongberod sudah dipilih menjadi salah titik pembangunan jembatan gantung, melalui program 95 jembatan gantung pemerintah pada tahun 2020. Namun karena Covid-19, pembangunannya pun ditunda tahun 2021.
“Kemarin juga sudah ditinjau oleh Pak Dandim, Danramil, Kapolsek, pak camat,sama dari provinsi juga. Kalau nunggu yang program itu kami tidak tahu kapan, makannya kami minta secepatnya dibuatkan jembatan darurat,” ucapnya.
Salah seorang warga Bojongberod, Sunarya (62) mengaku setiap hari melintasi jembatan untuk menggarap sawah dan kebun yang ada di sebrang Sungai Cikandung. Namun pasca putusnya jembatan dia terpaksa menyebrangi sungai.
“Ya terpaksa, memang berbahaya, agak takut juga, apalagi kalau untuk wanita sebaiknya jangan,” ujarnya.