BeritaHeadlineSumedang

Gunakan Proyektil Peluru Sebagai Aksesoris, Lima Anak Punk di Sumedang Diamankan

JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Petugas gabungan dari Kodim 0610/Sumedang dan Satreskrim Polres Sumedang, mengamankan lima orang anak punk di kawasan Nalegong, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, Rabu (26/7/2023) sore. Kelimanya diamankan, lantaran berusaha melawan saat petugas hendak menyita ratusan proyektil peluru yang digunakan sebagai aksesoris.

Saat akan diamankan, kelima anak punk tersebut sempat melakukan perlawanan kepada petugas hingga akhirnya digirinh ke Mapolres Sumedang.

Kasat Reskrim Polres Sumedang, AKP Maulana Yusuf mengatakan, sebelumnya pihaknya menerima laporan masyarakat, yang resah dengan adanya sejumlah anak punk yang membawa aksesoris selongsong dan peluru.

“Kami mengamankan lima orang remaja yang membawa aksesoris peluru atau amunisi. Berawal dari laporan warga kepada Kodim 0610 Sumedang, kemudian berkoordinasi dengan Polres Sumedang, lalu kami mengamankan,” kata Yusuf.

Adapun barang bukti yang diamankan yakni amunisi peluru tajam kaliber 7,62 dengan proyektil sebanyak 25 butir, kaliber 5,56 dengan proyektil sebanyak 54 butir. Kemudian selongsong peluru kaliber 7,62 sebanyak 5 butir, selongsong peluru hampa kaliber 7,62 sebanyak 62 butir, dan selongsong peluru hampa kaliber 5,56 sebanyak 100 butir.

“Jumlah yang kami amankan ada 197 butir. Setelah dilakukan pengecekan dan koordinasi dengan pihak Kodim, amunisi tersebut sudah tidak aktif,” ucapnya.

Dari hasil pemeriksaan, selongsong dan peluru tersebut dimiliki oleh tiga dari lima orang remaja penuh tato yang diamankan tersebut. Mereka mengaku mendapatkan benda berbahaya itu dari media sosial.

“Namun kami masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut kedepannya,” kata Maulana.

Sementara itu salah seorang warga, Nurwidayanti mengatakan, sebelumnya ia dikagetkan dengan keributan antara anak punk dan sejumlah anggota yang terjadi di pinggir jalan.

“Iya tadi pada rame-rame terus aku keluar, katanya anak pank itu bawa peluru dipake sabuk. Tapi mau disita tidak boleh dan melawan petugas,” kata Nurwidayanti.

Warga mengaku takut melihat anak jalanan yang berkeliaran dan meresahkan warga. Bahkan, saat akan diamankan, kelima anak punk tersebut sempat melakukan perlawanan kepada petugas

“Iya kami juga sebagai warga merasa resah kalau lihat kaya gitu mah takut. Mereka ditangkap oleh polisi dan Tentara, dan sempat pada melawan karena ngeyel. Kalau nongkrong disini baru kali ini dilampu merah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button