Harga Cabai Meroket, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Akan Lakukan Pengecekan ke Tingkat Petani
JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Meroketnya harga cabai di pasaran, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Sumedang bakal melakukan pengecekan ke tingkat petani, hal itu dilakukan untuk memastikan penyebab kenaikan harga cabai di pasaran yang sempat tembus Rp 150 per kilogram, padahal asalnya hanya Rp 70 ribu per kilogram.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang, Rudi Suprayogi mengatakan, biasanya penyebab kenaikan harga cabai tersebut karena faktor cuaca yang buruk dan menyebabkan pasokan cabai berkurang.
“Faktor cuaca bisa juga kalau ada hambatan sama penyakitnya, nanti akan kami cek dulu,” kata Rudi Suprayogi, Minggu (21/3/2021).
Rudi Suprayogi menuturkan, cuaca buruk itu bisa menyebabkan para petani di Sumedang mengalami gagal panen, sehingga permintaan pasar dengan pasokan menjadi tidak sesuai. Jika memang ada kenaikan harga dari tingkat petani, hal itu karena saat cuaca buruk seperti ini, biaya tanam semakin tinggi, sehingga petani juga memiliki keterbatasan biaya.
“Itu sudah menjadi hukum pasar. Nanti saya akan cek juga harga dari petani karena ada rantai pasarnya. Jadi cost tanam cukup mahal juga, gak terjangkau sama petani. Makanya, kami akan pastikan ke petani, tapi biasanya memang seperti itu,” ucapnya.
Selain itu ketika harga cabai naik disaat cuaca buruk, kata Rudi, membuat petani tidak mengalami kerugian yang cukup besar. Pihak dari DPKP yang merupakan pembina para petani memang sudah seharusnya membuat sejahtera para petani meskipun kondisi cuaca buruk, bahkan menyebabkan gagal panen.
“Masalah kenaikan harga, bagi kami ya senang saja, artinya petani menikmati, tapi konsumen yang menjerit. Itu yang kami harapkan (petani sejahtera), tapi kan tetap harus ada keseimbangan. Jadi sering kali, kami dilematis kalau ada kenaikan harga itu,” kata Rudi.
Terkait kenaikan harga ini, kata dia, setidaknya membuat para petani tetap untung, tetapi disisi lain pedagang pasar dan konsumen pasti merasa dirugikan karena pasti mengurangi daya pembeliannya.
“Kalau dilihat dari sisi teknis dari kami, ini dianggap keberhasilan, tapi kan publik bagiamana? Kita paham juga kondisi seperti ini,” ucapnya.
Untuk sementara ini, kata Rudi, yang terpenting para petani tidak dirugikan, tetapi konsumen juga harus paham kondisi karena suatu saat nanti, harga cabai bakal kembali normal.
“Ya, biasanya harga cabai bakal kembali normal lagi kalau cuacanya sudah membaik,” kata Rudi.
Sebelumnya, menurut pedagang bahan pangan di Pasar Inpres Sumedang, Maman Suparman (45), untuk saat ini harga cabai domba yang asalnya hanya Rp 70 ribu perkilogram, kini naik menjadi Rp 150 per kilogram.
“Harga segini jadi sepi sama yang beli,” katanya saat ditemui di Pasar Inpres Sumedang, belum lama ini.
Maman mengatakan, dirinya merasa resah dengan harga pangan, termasuk harga cabai yang terus naik itu dikarenakan jumlah pembeli menjadi menurun. Menurutnya, harga bahan pangan, terutama cabai itu naik dipicu dengan hujan yang terus menerus sehingga hasil panen tidak seperti biasanya.
“Ya mungkin karena hujan terus jadi hasil panennya sedikit, semoga aja kalau cuacanya sudah biasa lagi harga semea kebutuhan pangan bisa stabil lagi,” ujarnya.