BeritaSumedang Majalengka

Orang Tua Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Kakak Beradik di Sumedang Jadi Yatim Piatu

JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Kedua orang tuanya meninggal dunia secara berturut-turut dan sempat di tolak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang saat berobat, kakak beradik di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kini menjadi yatim piatu, Rabu (4/8/2021).

Kisah sedih dialami oleh kakak beradik Vini Mayola (19) dan Asya Qiana yang masih berusia (16) Bulan asal Dusun Cijolang, RT 03 RW 03, Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, yang harus menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.

Vini Mayola mengatakan, Awalnya kedua orang tuanya mengalami sakit dimana sang ayah, Roni (43) diagnosa mengidap penyakit TBC. Sementara sang ibu, Imas (44) mengidap penyakit kista dan sempat dilakukan upaya pengobatan ke RSUD Sumedang namun ditolak karena meningkatnya kasus Covid-19.

“Seminggu sebelum enggak ada pernah nanyain lagi ke rumah sakit tapi kan lagi ramainya Covid jadi enggak bisa kecuali yang sesar dan cuman menerima pasien Covid-19,” kata Vini, Rabu (4/8/2021).

Vini menambahkan, dirinya hanya bisa pasrah dengan kondisi yang dialaminya, sementara untuk kebutuhan hidup setelah ditinggalkan kedua orang tuanya menjadi tanggungan nenek dan pamannya adik dari sang ayah.

“Kalau sekarang sih enggak terlalu berharap sama bantuan. Kalau ada ya alhamdulillah tetapi kalau enggak ada ya enggak apa-apa mungkin gimana rezekinya aja,” ujarnya.

Sementara itu Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir saat melihat langsung kondisi kedua anak yatim tersebut, pihaknya akan berupaya memberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan pendidikannya melalui dinas terkait sesuai dengan program yang ada.

“Insya Allah untuk kesehariannya nanti lewat Dinas Sosial akan memberikan bantuan yang sesuai dengan program yang ada dan juga biaya pendidikannya lewat Dinas Pendidikan,” kata Dony.

Terkait informasi adanya penolakan dari pihak RSUD Sumedang terhadap almarhumah ibu dari Vini dan Asya, kata Dony, saat itu sedang terjadi peningkatan kasus Covid-19 dengan pasien yang dirawat di RSUD. Sementara almarhumah bukan pasien Covid-19 yang sangat beresiko tertular sehingga penanganan dialihkan ke fasilitas kesehatan lain.

“Jadi waktu itu khawatir ketika Covid memuncak BORnya lebih dari 100 persen khawatir tertular Covid. Sehingga dilayani oleh Puskesmas atau oleh fasilitas kesehatan lainnya,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button