
JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumedang Jawa Barat, mendorong percepatan perbaikan atap sekolah yang ambruk pada Minggu 16 Februari 2025 lalu.
Sebelumnya, ambruknya atap enam ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Panyingkiran II yang terletak di Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menarik perhatian berbagai pihak. Pasalnya, insiden ini berpotensi mengganggu proses pembelajaran siswa di sekolah tersebut.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumedang, Ferry Budianto mengatakan, pihaknya akan mendorong Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang untuk mempercepat perbaikan atap sekolah yang ambruk.
“Kami tentu akan mendorong dinas terkait, karena kami memiliki fungsi penganggaran. Namun, ini kan bencana yang tiba-tiba, jadi tidak mungkin kita menganggarkan dana secara mendadak. Yang jelas, kami akan memastikan dinas pendidikan mengatur perbaikan ini dengan menggunakan anggaran yang sudah tersedia,” kata Ferry saat meninjau langsung lokasi kejadian, Rabu (19/2/2025).
Hasil komunikasi sementara antara Komisi III DPRD Sumedang dengan Dinas Pendidikan, bahwa perbaikan atap akan dilakukan dengan cara mengalihkan anggaran yang sudah ada, mengingat kondisi darurat ini membutuhkan penanganan cepat.
“Saya sudah telepon katanya anggaran perbaikan sudah disiapkan. Anggarannya berasal dari pengalihan lokus atau tempat yang semula diperuntukkan untuk sekolah lain. Meski demikian, saya belum ketemu dinas,” terang Ferry.
Lebih lanjut, Ferry juga menyoroti kualitas konstruksi atap sekolah yang terbuat dari rangka baja ringan dan genting tanah liat, yang sudah berusia 15 tahun.
Ambruknya atap tersebut, menurut Ferry, perlu menjadi bahan evaluasi untuk mencegah kejadian serupa terjadi di sekolah-sekolah lain, baik yang berada di wilayah perkotaan Sumedang maupun di daerah lainnya.
“Penting untuk mengevaluasi mengapa hal ini bisa terjadi. Apakah pihak sekolah sudah mengajukan perbaikan tapi belum terakomodasi, atau ada faktor lain. Kejadian ini harus menjadi perhatian serius, supaya tidak terjadi di sekolah-sekolah lain,” tukasnya.