BeritaSumedang Majalengka

Harga Tiket Dinilai Mahal, Warga Geruduk Objek Wisata Buricak Burinong

JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Warga Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang Jawa Barat melakukan protes terkait kebijakan pengelolaan kawasan wisata Buricak Burinong (Burnong) Cisema oleh BUMD Kampung Makmur milik Pemkab Sumedang. Protes dipicu oleh mahalnya harga tiket masuk ke kawasan Cisema yang ditetapkan oleh pihak pengelola sebesar Rp 20.000 per orang.

Mahalnya tiket ini dinilai akan berdampak pada menurunnya pengunjung wisata ke kawasan Buricak Burinong Cisema.

Pada Minggu siang puluhan warga mendatangi pos tempat penjualan tiket yang dijaga oleh petugas di gerbang masuk ke kawasan Cisema tepatnya di perbatasan Desa Cigintung Kecamatan Cisitu. Pada aksi protes, warga sempat mengusir petugas tiket.

Selain persoalan mahalnya tiket, Mereka memprotes karena pengelolaan kawasan Buricak Burinong dilakukan oleh BUMD Kampung Makmur tanpa melibatkan secara maksimal warga Desa Pakualam.

Kepala Desa Pakualam, Sopian Iskandar menyebutkan, ia tidak bisa membendung emosi warga untuk memprotes pengelola kawasan Buricak Burinong. Sebab masyarakat mengkhawatirkan, mahalnya tiket akan berdampak pada  berkurangnya pengunjung ke kawasan Cisema.

“Kalau pengunjung berkurang karena terbebani tiket, dampaknya warga kami yang berjualan atau yang mengandalkan ekonomi dari bidang wisata otomatis akan mengalami penurunan pendapatan,” ujar Sopian.

Ironisnya, kata dia, warga asli Cisema yang beraktivitas keluar masuk wilayah Cisema juga dikenai tiket masuk. Seperti yang pulang dari pasar atau bekerja dari luar Desa Pakualam, malah dikenai tiket masuk oleh petugas pengelola yang kebetulan berasal dari Desa Cigintung, Kecamatan Cisitu. Dimana pos tiket memang dibangun di wilayah Desa Cigintung.

“Petugas tiketnya berasal dari Desa Cigintung, pantas saja kalau mereka tidak tahu mana masyarakat kami dan mana pengunjung wisata. Masa warga kami yang kebetulan dari luar (wilayah Cisema) dimintai tiket,” ujarnya.

Atas akumulasi kekesalan tersebut, masyarakat kini menolak keberadaan BUMD Kampung Makmur sebagai pengelola kawasan wisata Buricak Burinong Cisema.

Sopian menegaskan, penetapan harga tiket masuk ke kawasan Cisema ditetapkan oleh pengelola tanpa berkoordinasi dengan pemerintah desa. Sehingga banyak warga yang tidak mengetahui penetapan tiket tersebut.

“Sebaiknya kan pengelola bermusyawarah dulu lah dengan pihak desa sebagai pemilik wilayah. Kalau ada musyawarah dulu akan ada kesepakatan dari semua pihak terkait. Sehingga tidak jadi persoalan seperti sekarang,” katanya.

Seperti diketahui, kawasan Buricak Burinong Cisema kini ditata menjadi kawasan wisata berbasis perairan waduk. Anggaran belasan milyar digelontorkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membangun kawasan wisata itu. Meski pembangunannya belum seratus persen, pengelolaan kawasan wisata tersebut dilaksanakan oleh BUMD Kampung Makmur milik Pemkab Sumedang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button