Harga Sedang Tinggi, Petani Cabai di Sumedang Malah Gagal Panen dan Merugi

JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Musim kemarau yang terus berkepanjangan, membuat petani cabai di Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, mengalami gagal panen. Sebab, tanaman cabai yang ditanam para petani rusak dan mengering akibat kekurangan pasokan air.
Salah seorang petani cabai, Tatang mengatakan, selain mengalami gagal panen, ia juga mengaku merugi, karena tidak bisa mendapatkan untung besar meski saat ini harga cabai di pasaran sedang mahal.
“Untuk petani saat ini merugi akibat gagal panen, meski harga di pasaran sedang mahal,” kata Tatang, Kamis (2/11/2023).
Tatang menuturkan, biasanya para petani menjual cabai dengan harga normal ke tengkulak atau bandar Rp 55.000 per kilogram. Namun di musim kemarau saat ini, petani menjual seharga Rp 65.000 per kilogramnya.
“Kalau biasanya harga normal petani menjual cabai Rp 55 ribu per kilogram. Karena akibat musim kemarau dan banyak tanaman cabai gagal panen jadi dijual Rp 65 ribu per kilogram,” tuturnya.

Biasanya setiap kali panen, lanjut Tatang, ia memanen cabai di lahan 14 meter persegi yang digarapnya bisa menghasilkan 2 kwintal cabai. Namun kali ini, petani hanya bisa menghasilkan cabai satu karung, sebab tanaman cabai yang di tanam menjadi kering.
“Dari lahan 100 bata (14 meter persegi) pas lagi panennya bisa menghasilkan 2 kwintal cabai, namun kali ini di musim kemarau jadi merosot, hanya mendapatkan satu karung,” ucapnya.
Para petani cabai berharap kepada pemerintah, ada bantuan bibit cabai dan obat tanaman cabai dari Dinas Pertanian, agar produksi cabai kembali stabil.
“Harapan kami kepada pemerintah ada bantuan untuk para petani. Untamanya bantuan bibit cabai dari Dinas Pertanian terkait mahalnya harga cabai tersebut,” harapannya.