Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tahu di Sumedang Menurun


JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Harga kedelai yang terus mengalami kenaikan sejak beberapa bulan terakhir berdampak pada menurunnya pendapatan pengrajin dan pengusaha tahu di wilayah Sumedang hingga mencapai angka 60 persen. Menurut salah seorang Pengusaha Tahu yang berada di Lingkungan Andir, Desa Kebonjaati, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Enah (35). Harga kedelai terus merangkak naik sejak 3 bulan terakhir hingga mencapai Rp.1.100.000 perkwintal dari harga sebelumnya hanya Rp.7.000 perkwintal.
“Sekarang kedelai lagi naik Rp.1.100.000 per kwintal biasanya Rp.700.000 per kwintal. Naik sekitar 3 Bulan ini,” kata Enah kepada Jurnalsuma. Kamis (27/5/2021).
Di tanya mengenai informasi adanya surat edaran libur produksi bagi paguyuban tahu-tempe di Jawa Barat selama tiga hari terhitung Jum’at (28/5/2021) hingga Minggu (30/5/2021). Enah mengatakan tidak ada yang libur cuma akan ada rapat saja dan dirinya masih tetap akan melakukan produksi.
“Ya gak tahu, kekompakan semuanya ga ada yang libur cuma rapat doang,” katanya.
Lebih lanjut menurut Enah, selama kenaikan harga kedelai tidak ada pengurangan jumlah karyawan. Hanya untuk pendapatan mengalami penurunan yang sebelumnya dari produksi 2 kwintal per hari pendapatan bisa mencapai Rp.500.000 sementara sejak adanya kenaikan hanya Rp. 200.000 perhari.
“Harapannya ada penurunan harga kedelai jangan sampai naik lagi, naik lagi,” tandasnya.
Sementara itu, pemilik Pabrik Tahu Sari Asih asal Kecamatan Pamulihan, Deni Mulyawan (45), mengatakan, untuk pengusaha tahu di wilayah Pamulihan dan Tanjungsari memang sudah ada yang mogok produksi sejak beberapa hari yang lalu.
“Tapi sampai sekarang masih ada yang tetap produksi. Jadi terkait (informasi) besok mogok produksi, kalau di Sumedang hanya sebagian. Jadi ada yang tetap produksi dan ada juga yang tidak,” ujarnya saat dihubungi.
Ia mengakui, bahwa kenaikan harga kedelai yang terjadi sejak beberapa bulan yang lalu ini, memang memberatkan para pengusaha tahu Sumedang, tetapi selama itu pula mereka masih tetap bertahan untuk produksi.
“Harga kedelai sekarang kalau dihitung per kilogram Rp 11 ribu, asalnya hanya Rp 7 ribu per kilogram. Tapi meski harganya mahal, sebagain pengusaha tetap akan produksi,” ucap Deni.