Gelar Rakernas ke 5 di Majalengka, Pergunu Usung Tema “Guru Mulia Pemersatu Bangsa”

JURNAL SUMA.COM., MAJALENGKA – Persatuan Guru Nahdatul Ulama (Pergunu) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke 5 di Alun-alun Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (17/06/2023).
Dengan mengusung tema ‘Guru Mulia Pemersatu Bangsa‘, Rakernas ke 5 Pergunu ini di hadiri oleh staf Kepresidenan Muldoko, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahpud MD, serta anggota DPR RI Komisi VIII Maman Imanulhaq.

Dalam kesempatan itu, Menkopolhukam Mahpud MD mengatakan, guru sangat berperan penting dalam membentuk peradaban positif sebuah negara. Berperan penting untuk membentuk karakter, mencerdaskan dan mendewasakan.
“Saya kembali mengajak pilsafat pendidikan yang dianut oleh konstitusi dan dianut oleh Pergunu. Pilsafat pendidikan itu bukan mengajarkan tetapi mendidik. Mendidik itu mendewasakan, kalau mengajarkan itu hanya mencerdaskan otak dan memulyakan otak,” kata Mahpud.
Mahpud berharap seluruh pendidikan di Indonesia kembali ke konstitusi yaitu, membangun Indonesia yang kosmipolit, bersatu, toleran, dalam perbedaan dan tetap berpegang teguh kepada kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita membangun Indonesia secara Islami, didalam NKRI yang berdasar kepada Pancasila,” harapannya.

Sementara itu anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq mengatakan, terkait adanya pernyataan-pernyataan yang kontra produktif dan meresahkan di Ponpes Al-Zaitun, diharapkan pendidikan jangan dicampur adukan dengan kepentingan pribadi atau golongan dan misi-misi yang tidak jelas.
“Islam di Indonesia itu Islam yang memiliki tradisi Ahlusunnah Wal Jamaah. Jadi jadi pernyataan-pernyataan yang keluar dari maenstrim fikiq yang dianut mayoritas itu sangat meresahkan dan tidak produktif,” kata Maman.
Maman menambahkan, pendidikan di Indonesia diharapkan lebih fokus kepada pendidikan untuk membentuk karakter dengan tidak melakukan hal-hal yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan.
“Saya minta Zaitun agar lebih menahan diri, lebih fokus kepada pendidikan karakter dan kembali kepada komitmen ke Islaman yang kuat dan ke Indonesian yang kokoh. Jangan mencoba berlindung di balik ke Indonesian, tetapi menyakiti nilai-nilai ke Islaman,” ucapnya.