BeritaHeadlineSumedang

Petugas Gabungan Bersihkan Runtuhan Atap SDN Panyingkiran II, KBM Tetap Berjalan

JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Reruntuhan atap enam ruang kelas SDN Penyingkiran II di Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mulai dilakukan pembersihan pada Selasa (18/2/2025).

Pantauan di lokasi, pembersihan puing-puing atap bangunan melibatkan petugas gabungan dari BPBD, TNI, POLRI, PMI, Damkar, Satpol PP, Dinas LHK, hingga para relawan yang ikut turun tangan.

Sejumlah guru turut ambil bagian dalam upaya ini, dengan mengamankan buku-buku dari dalam lemari kelas, termasuk rapor siswa yang kemudian dipindahkan ke ruang perpustakaan untuk menjaga keamanan dokumen penting tersebut.

Dandim 0610 Sumedang, Letkol Kav. Christian Gordon Rambu, menjelaskan bahwa petugas gabungan dikerahkan untuk mempercepat proses pembersihan material runtuhan atap sekolah yang diperkirakan akan selesai dalam waktu 3 hingga 7 hari.

“Penanganan di sini oleh tim gabungan bersama para relawan, ini estimasi sekitar 3 hari sampai 7 hari,” katanya.

Menurut Letkol Christian, pembersihan ini merupakan langkah awal untuk mendorong percepatan perbaikan atap bangunan sekolah. “Kami ingin ini segera diselesaikan, segera dibersihkan, sehingga nanti kedepan kami mendorong dari Dinas Pendidikan untuk segera merehab sekolah ini,” ujarnya.

Sementara itu, meski pembersihan reruntuhan sedang dilakukan, proses pembelajaran tetap berlangsung di SDN Penyingkiran II. Pembelajaran dibagi menjadi dua bagian, dengan dua kelas yang menggunakan fasilitas SDN Penyingkiran I dan satu kelas di ruang sekolah yang masih dapat digunakan.

Pihak sekolah memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar secara tatap muka tetap berjalan tanpa gangguan.

Kepala SDN Penyingkiran II, M. Maruf Ismail, mengungkapkan bahwa hasil koordinasi dengan Dinas Pendidikan Sumedang, perbaikan atap enam ruang kelas sekolah ditargetkan selesai dalam waktu dua minggu, dan paling lambat satu bulan.

“Pembelajaran dilakukan di SDN Penyingkiran I sebanyak 2 kelas, dan kemudian ada sisa ruangan di sekolah kami itu dipakai juga, dan siangnya dipakai untuk kelas 5 dan kelas 6,” kata Maruf.

Ia berharap agar SDN Penyingkiran II dapat segera memiliki ruang kelas yang representatif, sehingga proses belajar mengajar bisa lebih aman dan nyaman bagi semua siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button