Masalah Biaya, Sarana dan Prasarana Alasan Sampah Masih Menumpuk Di Pesisir Waduk Jatigede
JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Penanganan sampah yang mengotori disebagian pesisir Perairan Waduk Jatigede, tepatnya di Wilayah Tugu Wado, Desa Wado, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat hingga saat ini tak kunjung selesai. Meskipun sudah dibersihkan, sampah tersebut terus kembali muncul diduga terbawa dari aliran Sungai Cimanuk yang hulunya berasal dari Kabupaten Garut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Sumedang, Yosep Suhayat mengatakan, dalam penanganan sampah ini pihaknya terkendala masalah anggaran, terutama untuk mengangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS).
“Kemarin pak Dandim sudah koordinasi ke saya untuk menarik sampah. Saya sudah nyuruh untuk ditumpukan dulu di darat karena kalau sudah di darat, tanggung jawab saya,” kata Yosep, Rabu (24/3/2021).
Namun, Yosep menegaskan, meskipun sampah yang sudah disimpan di darat merupakan tanggung jawab DLHK, tetapi pihaknya mengaku tidak ada anggaran khusus untuk menangani sampah tersebut.
“Tanggung jawab ya tanggung jawab, tapi itu semua tidak teranggarkan. Bayangkan, mobil (truk) ke Wado kan harus pakai bahan bakar minyak (BBM),” katanya.
Selain itu, pihaknya juga harus mengeluarkan biaya tambahan yang lain untuk sopir dan Satgas dengan biaya minimal Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per hari padahal penanganan sampah itu kewenangan Satker Jatigede.
“Kemarin ada bantuan ke saya Rp 5 juta sudah habis. Kalau anggaran yang ada, digunakan untuk penanganan sampah yang rutin se-Kabupaten Sumedang, itu juga sudah kerepotan,” ucap Yosep.
Apalagi, kata Yosep, pihaknya juga terkendala masalah sarana dan prasarana seperti jumlah truk pengangkut sampah yang saat ini hanya ada 14 unit.
Ia mengatakan, meskipun tidak ada anggaran dan terkendala sarana prasarana, pihaknya tetap harus bertanggung jawab sesuai tugas dan fungsi dari DLHK.
“Kami sudah terbiasa dengan situasi, meskipun tidak ada anggaran, tugas dan fungsi harus tetap berjalan,” ucapnya.