
JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, meninggal dunia, usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang, Minggu (18/2/2024) siang.
Pantauan di lokasi, sejumlah karangan bunga ucapan duka cita dari sejumlah pejabat, terpampang sebagai rasa bela sungkawa. Anggota KPPS tersebut bernama Budi Rahayu (29) warga Dusun Bojong RT 01 RW 02, dan bertugas di TPS 05.
Mengetahui informasi itu, Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman langsung mendatangi kediaman almarhum untuk bertakziah.
Orangtua Budi, Oting (73) menuturkan, anak bungsunya itu mulai sibuk bertugas sebagai anggota KPPS satu hari sebelum hari pencoblosan. Sebelum dan selama bertugas menjadi anggota KPPS, Budi tidak mengeluh sakit.
“Sejak pendaftaran sampai bertugas juga dia (Budi) sehat, tidak ada keluhan sakit,” kata Oting.
Ia menuturkan, setelah selesai bertugas di TPS pada Kamis pagi, Budi serta anggota KPPS lainnya dipanggil ke Kantor KPU Sumedang, karena harus ada yang dikoreksi. Almarhum kemudian baru pulang ke rumah pada Jumat sekira pukul 03.00 WIB.
“Jumat pagi itu dia muntah-muntah, jam 10 pagi minta dibeliin bubur, saya beliin hanya dimakan paling masuk tiga sendok saja. Setelah itu langsung terasa sakit badannya,” ujarnya.
Kemudian pada Jumat bada Maghrib, Budi tak kuat menahan sakit sehingga minta tolong dibawa ke rumah sakit.
“Di kamar mandi dia minta tolong, sakit katanya. Terus saya bawa ke tempat tidur, dia masih sadar ngirim WA ke teman-temannya minta diantar ke rumah sakit,” kata Oting.
Saat dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil, Budi dalam kondisi tak sadarkan diri. Namun nahas, meski sudah mendapatkan perawatan di RSUD Sumedang, Budi dinyatakan meninggal dunia Minggu pukul 11.57 WIB.
“Dari awal dibawa ke rumah sakit dan selama dirawat itu tidak sadar. Dia meninggal itu pukul 11.57,” ucapnya.

Sementara itu kakak almarhum, Rosita (50) mengatakan, sehari-harinya Budi bekerja sebagai pegawai Puskesmas, yang berlokasi bersebelahan dengan rumahnya. Menurutnya alasan Budi menjadi anggota KPPS karena ingin memberikan modal usaha bagi ibunya. Hal tersebut tentunya membuat semua anggota keluarga terharu.
“Dia itu senang dan bangga jadi KPPS. Dia bilang kalau jadi KPPS itu buat nambahin modal warung. Ini benar, sudah terima uangnya langsung dikasihkan ke ibu,” imbuhnya.
Dikatakan, adiknya meninggal dunia, namun pihak keluarga tidak menyalakan siapapun. Keluarga pun sudah mengikhlaskan kepergian Budi.
“Memang dia kelelahan. Kami tidak menyalahkan ada KPPS atau lainnya. Keluarga menganggap memang sudah jalannya seperti ini, ,” ucapnya.
Sementara itu kakak almarhum, Rosita (50) mengatakan, sehari-harinya Budi bekerja sebagai pegawai Puskesmas, yang berlokasi bersebelahan dengan rumahnya. Menurutnya alasan Budi menjadi anggota KPPS karena ingin memberikan modal usaha bagi ibunya. Hal tersebut tentunya membuat semua anggota keluarga terharu.
“Dia itu senang dan bangga jadi KPPS. Dia bilang kalau jadi KPPS itu buat nambahin modal warung. Ini benar, sudah terima uangnya langsung dikasihkan ke ibu,” imbuhnya.
Dikatakan, adiknya meninggal dunia, namun pihak keluarga tidak menyalakan siapapun. Keluarga pun sudah mengikhlaskan kepergian Budi.
“Memang dia kelelahan. Kami tidak menyalahkan ada KPPS atau lainnya. Keluarga menganggap memang sudah jalannya seperti ini,” ucapnya.