JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengunjungi Desa Marongge Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, Jumat (5/4/2024). Kedatangan Mentan Andi untuk mengecek program Pompanisasi dan Olah Tanah di Desa Marongge.
Dalam kesempatan itu Mentan melihat langsung proses pengairan persawahan menggunakan pompa air, dimana airnya disedot langsung dari Sungai Cilutung.
“Saya lihat tadi pompanya sudah berjalan dengan baik mengairi sawah para petani. Insya Allah di Jawa Barat ini kami siap mengairi 300 ribu hektar,” kata Mentan Andi.
Dikatakan, potensi sawah di Jawa Barat seluas 343 ribu hektar. Maka jika 300 ribu hektar bisa diairi, maka akan meningkatkan produktivitas padi hingga 200 persen, dan nilainya mencapai Rp 15 triliun.
“Untuk satu Pompanisasi ini bisa mengairi sampai 100 hektar. Bisa dibayangkan kalau Rp 15 triliun ini bergerak maka akan ada multipliyer efect, ekonomi di tingkat desa bergerak,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya menjabarkan konsep pompanisasi yang ditargetkan akan mengairi 1.000.000 hektar lahan sawah di Indonesia ini, akan prioritas digencarkan pada lahan sawah di area Jawa dan nantinya akan meluas hingga luar pulau Jawa. Ia mengaku telah mempersiapkan anggaran yang cukup agar penerapan pompanisasi diberbagai daerah berjalan maksimal.
“Kami harap pompanisasi seperti ini, Jawa Barat ini terbaik, bisa jadi contoh penerapan pompanisasi, ini rencanannya akan kita terapkan di tanah upland, sawah tadah hujan, itu kita airi kurang lebih 1.000.000 hektar seluruh Indonesia, anggarannya 5,8 triliun,” kata Mentan Amran.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Sumedang, Sajidin mengatakan, dalam kesempatan itu Mentan Andi mengunjungi 2 titik Pompanisasi, untuk dua poktan di Desa Marongge, yakni Potan Gumilang seluas 25 hektar sawah, dan Poktan Tunas Harapan seluas 26,7 hektar.
“Kalau usulan banyak, malah Pak Mentan menawarkan untuk segera mengajukan usulan untuk tambahan, dan akan kami tindaklanjuti dan mudah-mudahan bisa direalisasikan,” ucapnya.
Salah seorang petani Desa Marongge, Kasjan (72) mengaku terbantu dengan adanya program Pompanisasi dan Olah Tanah tersebut.
“Biasanya setahun hanya bisa dua kali nanam, tapi sekarang ada pompa biss jadi tiga kali setahun, nanti digunakannya saat kemarau, karena biasanya susah air,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu Mentan juga memberikan bantuan sebesar Rp 7,06 miliar terdiri dari benih padi, benih jagung, dan combine harvester besar.