Viral Di Medsos Pasutri Tinggal Di Gubuk…Ini Penjelasan Kades

JURNALSUMA.COM.,SUMEDANG – Pasangan suami istri (pasutri), Iin Suhana (71) dan Sukarsih (55) mendadak viral setelah fotonya yang sedang berdiam di saung, Kampung Panyindangan, RT 4 RW 3, Desa Sukamaju, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat tersebar di sosial media.
Dalam foto yang beredar di Facebook, warga Dusun Kebon Kopi, RT 4 RW 6, Desa Margamukti, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang itu disebut-sebut tinggal di saung tengah sawah hingga perlu bantuan dari pemerintah.
Pantauan di lapangan Jurnalsuma, Senin (15/2/2021), pasutri itu sedang berada di saung, Kondisi saungnya, sangat memprihatinkan karena hanya terbuat dari bambu bekas dan atapnya ditutup dengan terpal.
Di dalam saung itu hanya terdapat tempat tidur tanpa kasur yang hanya cukup untuk beruda dan ada juga peralatan masak serta beberapa baju yang hanya digantung di jemuran.
Namun menurut, Ai Kurnia (45), menantu dari pasutri tersebut, informasi yang beredar di sosial media yang menyebutkan, bahwa Sukarsih tinggal di saung itu memang tidak benar.
“Sehari harinya suka pulang ke rumah saya, tinggal disini hanya sementara. Kalau tidak punya rumah memang benar, tapi saya tidak pernah mengusir, pernyataan itu juga tidak benar,” kata Ai Kurnia.
Namun, dia membenarkan saat hujan, orangtuanya itu memang tidak pernah pulang, tetapi ketika tidak hujan, keduanya suka pulang ke rumahnya seperti biasa.
Setelah orangtuanya viral di sosial media, Ai meminta agar orang yang memposting foto Iin dan Sukarsih untuk bertanggungjawab karena sudah merugikan keluarganya.
“Itu yang memposting sembarangan, tidak bilang dulu. Gak tahu apa-apa malah memposting, harusnya bilang dulu ke anaknya,” ucap Ai.
Sementara itu, Sukarsih mengatakan, bahwa selama ini dia dan suaminya tidak tinggal menetap di saung tersebut karena masih sering pulang ke rumah anaknya di daerah Dusun Kebon Kopi.
Sedangkan terkait saung itu, hanya digunakan untuk tempat berteduh jika turun hujan deras saat keduanya menggarap sawah dan mereka juga sesekali menginap di saung tersebut.
“Saya di sini hanya bertani, gak (tinggal) menetap cuma malas pulang kalau hujan. Diam disini baru satu minggu,” katanya.
Sukarsih menuturkan, dirinya malas pulang karena jarak dari saung ke rumah anaknya sekitar 3 kilometer dan harus melewati kebun supaya jaraknya lebih dekat.
“Kalau hujan jalannya licin, tapi kalau rumah benar tidak punya, saya tinggal di rumah anak,” tutur suakrsih.
Sukarsih juga membantah, bahwa dirinya terlantar hingga harus tinggal di saung tersebut karena saat diam di area sawah itu, dirinya bisa mendapatkan uang, selain menggarap sawah milikk adiknya itu.
“Selain menggarap sawah, saya disini juga suka ada yang nyuruh membersihkan rumput liar, dikasih uang Rp 50 ribu dari pagi hingga dzuhur,” ucap Sukarsih.
Sementara itu Kepala Desa Sukamaju, Lukman Hakim membenarkan kalau pasangan suami istri tersebut tinggal di wilayahnya untuk mengurus sawah. Tetapi hanya untuk sementara dan tidak menetap. Pihaknya akan memperhatikan bantuan bantuan sosial yang ada berikut masalah kesehetan untuk mereka jika sudah tercatat sebagai warga Desa Sukamaju.
“Kalau sementara ini kependudukannya belum di urus, masih warga Desa Margamukti. Nanti kita koordinasi dengan pemerintahan yang ada di Desa Margamukti,” kata Lukman.