
JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Ikan lele yang sudah dikenal luas dan banyak dikonsumsi masyarakat, kini diangkat sebagai alternatif pemenuhan gizi untuk mendukung program penanganan stunting dan pemenuhan gizi seimbang.
Inovasi ini hadir di Kelurahan Talun, khususnya di RW 01, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, melalui program pemberdayaan masyarakat yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Program ini bertujuan meningkatkan ketersediaan pangan bergizi bagi masyarakat, khususnya anak-anak yang mengalami stunting.
Ketua RW 01, Endang Supriatna mengungkapkan, ikan lele dipilih sebagai solusi karena kandungan gizinya yang tinggi, seperti protein, zat besi, dan Omega-3 yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan anak.
“Ikan lele sangat mudah dibudidayakan, murah, dan kandungan gizinya tinggi. Kami ingin menjadikannya sebagai solusi makanan tambahan bagi anak-anak yang mengalami stunting,” kata Endang, Kamis (6/3/2025).
Sebagai bagian dari program tersebut, sebanyak 15 kilogram olahan lele dibagikan setiap bulan kepada anak-anak di wilayah Talun Kaler RT 02 RW 01 sebagai tambahan gizi dalam penanganan stunting.
“Menariknya, lele yang dibagikan tidak disajikan dalam bentuk utuh, melainkan diolah menjadi produk makanan yang lebih mudah dikonsumsi anak-anak,” ungkapnya.
Endang menambahkan, beberapa produk inovatif yang sudah dihasilkan antara lain Nugget Lele, sebagai alternatif sehat bagi anak-anak yang kurang suka makan ikan. Selain itu, ada juga Permen Lele, yang dikembangkan untuk memperpanjang masa simpan protein ikan, serta Puding dan Kue Lele sebagai variasi olahan yang lebih diterima oleh anak-anak.
“Nugget menjadi favorit karena anak-anak sudah familiar dengan bentuk dan rasanya. Ini cara efektif agar mereka tetap mendapatkan asupan protein tanpa harus makan ikan dalam bentuk aslinya,” tambahnya.
Sementara itu Lurah Talun, Rinny Mulyati mendukung penuh program ini dan berharap agar bisa diperluas ke RW lainnya.
“Alhamdulillah, program ini berjalan baik dan bisa membantu pemenuhan gizi anak-anak. Dengan adanya variasi olahan, anak-anak yang sebelumnya sulit makan ikan kini lebih mudah mengonsumsinya,” ungkap Rinny.
Ke depan, kata Rinny, program ini akan terus diperkuat dengan berbagai inovasi produk dan strategi pemasaran yang lebih luas.
“Diharapkan, olahan lele dari Talun tidak hanya menjadi solusi lokal, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam meningkatkan gizi masyarakat,” ujarnya.
Program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi kesehatan anak-anak, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat, menciptakan peluang ekonomi baru, dan menjadi contoh sukses dalam penanganan stunting melalui pendekatan yang inovatif. **