BeritaHeadlineSumedang

Siswa Keracunan MBG di Sumedang Bertambah, Pemkab Evaluasi Menyeluruh

JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terus bertambah, Kamis (25/9/2025) malam.

Hingga pukul 21.00 WIB, setidaknya 83 siswa dari SMK Widya Nusantara (WIN) dan SMA Negeri Tomo telah mendapat penanganan medis di sejumlah fasilitas kesehatan.

Sebagian besar korban dirawat di Puskesmas Ujungjaya dan Puskesmas Tomo, sementara beberapa siswa dengan kondisi lebih serius dirujuk ke Rumah Sakit Cimalaka. Dari data terakhir, 19 siswa sudah diperbolehkan pulang, sementara 15 lainnya harus menjalani perawatan lanjutan di rumah sakit.

Di sisi lain, sebanyak 25 siswa masih menjalani observasi di Puskesmas Tomo. Adapun di Puskesmas Cisitu, yang sebelumnya menangani sembilan siswa dari SMK Rimba Bahari Situraja, kini hanya tinggal satu pasien yang masih dirawat.

Menanggapi insiden ini, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir langsung meninjau kondisi para siswa. Ia memastikan bahwa seluruh pasien mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai standar, meskipun sebagian harus dirawat di lorong puskesmas akibat keterbatasan ruang.

“Pasien tersebar di Puskesmas Ujungjaya, Tomo, dan RS Cimalaka. Kami pastikan seluruh kebutuhan medis, termasuk obat-obatan, tenaga kesehatan, hingga ketersediaan ambulans, tetap terpenuhi. Memang ada keterbatasan ruang, tapi kami segera lakukan perbaikan fasilitas,” kata Dony.

Sebagai langkah preventif, Pemkab Sumedang memutuskan untuk menghentikan sementara operasional salah satu penyedia makanan MBG yang melayani dua sekolah terdampak, yakni SPPG Ujungjaya. Evaluasi menyeluruh terhadap seluruh penyedia program MBG di wilayah Sumedang akan dilakukan segera.

“Mulai malam ini, kami hentikan sementara operasional SPPG di Ujungjaya. Besok, seluruh SPPG akan dikumpulkan untuk evaluasi bersama. Kami juga telah instruksikan semua puskesmas untuk turun langsung memeriksa kelayakan makanan, kebersihan dapur, hingga keterlibatan ahli gizi. Camat juga kami minta ikut mengawasi,” jelasnya.

Dony menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan bagi para siswa ditanggung oleh pemerintah daerah.

“Seluruh biaya sudah kami tanggung. Tidak ada satu pun yang dibebankan ke keluarga,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button