
JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Puluhan siswa dari tiga sekolah berbeda di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dilaporkan mengalami gejala keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (25/9/2025).
Para siswa yang diduga mengalami keracunan berasal dari SMK Widya Nusantara (WIN) di Kecamatan Ujungjaya, SMA Negeri Tomo, serta SMK Rimba Bahari di Kecamatan Situraja.
Mereka langsung mendapatkan perawatan medis di puskesmas terdekat, setelah menunjukkan keluhan seperti mual dan pusing.
Seorang siswa dari SMK WIN, Muhammad Ananda Maulana, menceritakan bahwa gejala mulai muncul sekitar satu jam setelah Makan Bergizi Gratis. Menu hari itu terdiri dari dimsum, mie goreng, sayuran, dan buah semangka.
“Saya makan dimsum, mie goreng, dan semangka. Sekitar satu jam kemudian saya mulai merasa mual dan pusing,” kata Ananda.
Hal senada, dua siswa dari SMA Negeri Tomo juga mengalami keluhan serupa dan segera dilarikan ke Puskesmas Ujungjaya.
Menurut staf humas SMA Negeri Tomo, Yeni, gejala muncul sekitar pukul 14.00 WIB, kurang lebih satu setengah jam setelah makan siang.
“Menu yang disantap siswa kami sama dengan yang disajikan di SMK WIN, berasal dari dapur SPPG yang sama,” kata Yeni.
Sementara itu Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Aldila yang mendengar kabar tersebut langsung meninjau ke lokasi kejadian.
Ia menegaskan bahwa seluruh siswa yang mengalami gejala keracunan telah mendapatkan penanganan medis. Beberapa dari mereka bahkan harus dirawat di lorong Puskesmas Ujungjaya karena keterbatasan ruang.
Sedangkan siswa dari SMK Rimba Bahari yang mendapat perawatan di Puskesmas Cisitu menunjukkan kondisi yang relatif ringan. Dari sembilan siswa yang dirawat, empat sudah diperbolehkan pulang.
“Penanganan sudah dilakukan, termasuk pemberian infus dan penambahan fasilitas di puskesmas. Kami juga akan melakukan evaluasi bersama dengan pihak terkait untuk memastikan keamanan menu MBG ke depan,” kata Fajar.
Pemerintah Kabupaten Sumedang juga berencana mengecek riwayat alergi siswa yang mungkin menjadi faktor penyebab kejadian ini, khususnya terkait kemungkinan alergi terhadap seafood atau bahan tertentu dalam dimsum.
“Harus kita cek juga apakah siswa memiliki riwayat alergi. Itu yang kita takutkan juga. Kalau misalnya ada beberapa siswa yang tidak bisa makan Dimsum, alergi seafood atau ikan tertentu. Ini akan kita evaluasi bersama banyak elemen besok,” ujarnya.
Hingga pukul 17.00 WIB, tercatat ada 41 siswa SMK WIN yang mengalami keluhan, dengan 22 dirawat di Puskesmas Ujungjaya, 12 di Puskesmas Tomo, dan 7 di Rumah Sakit Cimalaka.
Siswa SMA Negeri Tomo juga masih menjalani perawatan di Puskesmas Ujungjaya. Dari SMK Rimba Bahari, tujuh siswa sudah diperbolehkan pulang, sementara dua lainnya masih dirawat.