BeritaHeadlineSumedang

Pasca Insiden Keracunan MBG, Seluruh SPPG di Sumedang Dikumpulkan

JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang menggelar evaluasi menyeluruh terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pasca-insiden keracunan makanan yang menimpa lebih dari seratus siswa dari tiga sekolah di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Pertemuan berlangsung di Aula Tampomas, Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Jumat (25/9/2025), dengan melibatkan seluruh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) para Camat serta Forkopimda Sumedang.

Sebanyak 103 siswa dari SMK Widya Nusantara (Kecamatan Ujungjaya), SMA Negeri 1 Tomo, dan SMK Rimba Bahari (Kecamatan Situraja) dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah menyantap MBG.

Hingga saat ini, hanya tersisa 12 siswa yang masih menjalani perawatan medis, sementara lainnya telah diperbolehkan pulang.

Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir menyampaikan komitmennya untuk memperbaiki sistem pengawasan dan pelaksanaan program MBG ke depan.

Ia menegaskan bahwa seluruh jajaran pemerintah daerah, mulai dari Dinas Kesehatan, bagian Kesejahteraan Rakyat, hingga para kepala desa dan camat akan dilibatkan dalam pengawasan dan peningkatan kualitas program.

“Kami telah berkoordinasi dengan Forkopimda dan seluruh stakeholder terkait. Apa yang terjadi kemarin harus menjadi pelajaran agar tidak terulang lagi. Ini tanggung jawab bersama,” kata Dony.

Dony menurunkan, langkah konkret yang sudah dilakukan antara lain dengan menerjunkan tim sanitasi dan ahli gizi ke seluruh dapur penyedia makanan MBG. Selain itu, Pemkab juga sudah menghentikan sementara operasional dapur SPPG di Ujungjaya sambil menunggu hasil investigasi laboratorium.

“Iya sampai penelitian beres, karena masih di uji laboratorium. Nah jadi nunggu dulu akan ada hasilnya kapan bisa beroperasi kembali dapur SPPG itu,” tuturnya.

Dony menambahkan, ke depan akan dilakukan percepatan pembangunan dapur MBG lainnya, namun dengan pendekatan bertahap. Dapur-dapur baru diimbau untuk tidak langsung memproduksi dalam jumlah besar tanpa kesiapan yang memadai.

Hal ini penting untuk memastikan setiap dapur memiliki pengalaman dan kemampuan dalam mengelola makanan secara aman dan higienis.

“Program MBG ini sangat penting untuk masa depan anak-anak kita. Tujuannya mulia, menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas. Tapi tentu saja, pelaksanaannya harus optimal dan aman,” tegasnya.

Ia juga memastikan bahwa pemerintah akan terus mengawal pelaksanaan program ini dengan sistem monitoring dan evaluasi yang lebih ketat di semua lini.

“Kasus di Ujungjaya menjadi pelajaran berharga. Kami akan lebih intensif dalam mengawasi semua dapur agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button