JURNALSUMA.COM,. SUMEDANG – Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin Meninjau langsung metode penanganan stunting berbasis elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang berhasil dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (10/2/2023).

Didampingi Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Menteri Kesehatan bersama rombongan melihat langsung data terkait tingkat prevalensi balita stunting Sumedang, di Command Center Sumedang yang berada di Gedung Pusat Pemerintahan (PPS) Sumedang.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pemerintah Kabupaten Sumedang sebagai kabupaten yang paling berkomitmen dalam upaya menurunkan angka stunting.

“Kunjungan kali ini sebenarnya saya mau mengapresiasi karena Kabupaten Sumedang itu sudah melakukan program-program menurunkan stunting dengan luar biasa,” kata Budi.

Terkait soal adanya perbedaan data antara Pemda Sumedang dan survei SSGI Kemenkes, kata Budi, bagi Kemenkes sendiri terpenting adalah angka stunting di Jawa Barat harus turun.

“Kita melihat adanya perbedaan data dimana tapi buat kami yang penting di nasional adalah jawa barat harus turun, karena Pak Presiden mintanya 14 persen (angka stunting), sekarang kan 21,6 persen, kalau di Jawa Barat tidak turun di bawah 14 persen maka tidak mungkin nasional bisa mencapai itu. Nah Jawa Barat itu kota-kota besarnya salah satunya Sumedang harus kita pastikan turun 14 persen,” katanya.

Kunjungan kerja Menkes dilanjutkan dengan meninjau pelayanan di salah satu Posyandu, Puskesmas Pembantu serta Puskesmas di Situraja yang kemudian meninjau pelayanan di RSUD Sumedang. Dimana, aplikasi Simpati yang dimiliki oleh Pemkab Sumedang adalah aplikasi yang terbaik di seluruh Indonesia. Aplikasi Simpati Kabupaten Sumedang saat ini sedang diujicobakan di 50 Kabupaten/Kota dengan tingkat prevalensi stuntingnya tinggi.

“Saya sudah lihat aplikasinya, ini terus terang saya bilang yang terbaik di seluruh Indonesia. Jadi saya sudah minta izin ke Bupati kemarin waktu di Jakarta, boleh tidak dipakai di nasional, jadi sudah izin ke beliau. Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemda Sumedang, karena bukan hanya (makanan) tahunya saja dan sawonya yang diekspor tapi juga aplikasi stuntingnya,” ucapnya.

Sementara itu Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengaku senang dengan adanya kunjungan langsung dari rombongan Menteri Kesehatan yang secara langsung dapat melihat bagaimana Pemkab Sumedang dalam menangani stunting. Pihaknya pun mengaku senang lantaran aplikasi Simpati yang terintegrasi dengan e-PPGBM akan direplikasi oleh Kemenkes ke 50 Kabupaten/Kota.

“Jadi diaplikasi itu kita dapat melihat data orang berbasis nama dan alamat, timbangannya (berat badan), dan seperti apa treatmentnya (penanganannya),” kata Dony.

Dalam kesempatan itu, pihaknya bersama Menteri Kesehatan telah mendiskusikan serta duduk bersama bagaimana menjadikan Kabupaten Sumedang sebagai percontohan dalam penanganan stunting. Termasuk mendiskusikan terkait perbedaan data.

“Intinya kita akan terus melakukan kajian bersama untuk hal tersebut, jadi hikmahnya (persoalan) gap-gap (data) selama ini bisa kita pecahkan bersama,” ucapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here