JURNAL SUMA.COM., SUMEDANG – Seorang pria atas nama Dede Ruswandi (37) warga Desa Ciptasari, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat meninggal dunia pada Sabtu (28/5/2022), diduga setelah tertembak peluru nyasar milik salah seorang anggota kepolisian pada bagian bokong saat berada dibengkel, Kamis (26/5/2022) lalu.
Sebelum meninggal, korban sempat menjalani perawatan selama dua hari di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Namun, nyawa korban tidak tertolong dan meninggal dunia di Rumah Sakit. Korban langsung dikebumikan pihak keluarga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) tak jauh dari rumah duka.
Pantauan di lapangan pada Selasa (31/5/2022), lokasi bengkel motor yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP), di kawasan Desa Ciptasari, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang dipasangi garis polisi. Meninggalnya korban yang diduga terkena peluru nyasar kini ditangani pihak Kepolisian Polda Jawa Barat.
Salah seorang warga sekitar, Dede mengatakan, pasca peristiwa yang menewaskan Dede Ruswandi pada Kamis 26 Mei 2022 malam lalu, suasana bengkel dan sekitarnya tampak sepi.
“Korbannya yang merupakan seorang montir dibengkel tersebut mengalami luka tembak dibagian pantat dan sempat dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, namun korban meninggal dunia pada Sabtu 28 Mei 2022 siang,” kata Dede.
Sementara itu istri korban, Imas Sutirah (32) mengaku tidak memiliki firasat apapun sebelum terjadi peristiwa tersebut, hingga akhirnya suaminya (korban) yang dikenal memiliki pribadi yang bersahaja meninggal dunia.
“Terakhir pamitan untuk bekerja kebengkel dan engga ada firasat biasa biasa saja,” kata Imas.
Imas mengatakan, dirinya hanya bisa pasrah dengan peristiwa yang terjadi, hingga suaminya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga harus meninggal dengan cara seperti ini. Namun, pihak keluarga sudah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian atas meninggalnya korban.
“Suami saya kesehariannya kerja di bengkel atau montir, kadang ada panggilan dimana dibutuhinnya. Kalau saya bekerja dirumah aja. Kasus ini saya serahkan semua urusannya kepada pihak yang berwajib,” ucapnya.
Untuk kedepannya, kata Imas, ia belum punya rencana apapun untuk sumber penghidupan. Bahkan dirinya juga harus mengurus 3 anaknya yang masih kecil dan Sekolah.
“Untuk keseharian saya belum ada gimana-gimana belum ada rencana apa-apa, sekarang masih berkabung belum ada pencerahan dan menjalani dulu yang ada. Hidup saya semuanya dipenuhi suami. Kalau anak-anak yang tinggal sama saya 2 kalau sama itu ya 1. Sekarang yang tinggal sama saya yang kesatu usianya 8 tahun, yang kedua, 2 tahun setengah dan satu lagi 11 tahun,” ujarnya.