JURNALSUMA.COM., SUMEDANG – Antrean warga untuk membeli minyak goreng curah di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terus terjadi. Bahkan sebagian warga yang sudah mengantre berjam-jam mengaku kecewa dan terpaksa harus pulang dengan tangan hampa, lantaran 2 ton stok minyak goreng yang tersedia sudah habis terjual, Sabtu (26/3/2022).
Warga dari berbagai wilayah di Sumedang terus berdatangan hingga menyebabkan antrean panjang dan terpaksa harus diatur oleh petugas kepolisian, demi mendapatkan minyak goreng curah dengan harga Rp.16.000 per kilogram, di salah satu agen di kawasan Pasar Panyingkiran, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.
Salah seorang warga, Beny (53), dirinya mengaku kecewa lantaran tidak ada pembatasan pembelian oleh agen, sehingga dirinya yang sudah mengantre berjam-jam sama sekali tidak kebagian minyak goreng dan harus pulang dengan jerigen kosong.
“Saya sudah 3 jam ngantre, saya kecewa seharusnya ada pembatasan pembelian, jadi masyarakat bisa kebagian semuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi sekarang minyak susah dicari,” kata Beny.
Dikatakannya, dirinya yang sudah lama mengantri terpaksa harus pulang dengan tangan kosong, sementara jika harus membeli di toko eceran harganya lebih mahal
“Kecewanya disitu kenapa tidak disamakan. Terus yang tidak kebagian sekarang gimana harus nyari kemanalagi kan susah. Sekarang mau beli di toko-toko eceran mahal, kalau masyarakat kecil mah seperti saya sudah tidak terjangaku,” ucapnya.
Hal senada dikatakan, Tarwati (48) salah seorang pedagang gorengan. Dirinya mengatre sudah 3 jam untuk membeli minyak goreng curah. Pasalnya, saat ini minyak goreng langka di pasaran dan pemebeliannya pun dibatasi hanya 5 kilo gram per orang.
“Saya minta tolong ke pak presiden jokowi tolong ath gimana ini minyak susah, saya baru tahun 2022 ini ngantre minyak dari dulu mah belum pernah ngantre,” kata Tarwati.
Warga berharap kepada pemerintah dapat segera mencari cara agar minyak goreng tidak sulit lagi didapat.
“Jadi saya minta tolong ke pak presiden untuk masayarakat kecil yang tiap harinya ngantre terus untuk membeli minyak,” kata Tarwati.