JURNALSUMA.COM., MAJALENGKA – Jelang bulan suci Ramadhan, perajin gendang di Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mulai kebanjiran pesanan dan meraup omzet hingga puluhan juta rupiah.
Momen bulan Ramadhan memang selalu mendatangkan berkah tersendiri, tak terkecuali bagi perajin alat musik tradisional gendang yang mulai kebanjiran order pesanan maupun order perbaikan.
Menurut perajin gendang asal Desa Jatipamor, Abah Satra, tradisi membangun sahur dengan alat musik sudah menjadi tradisi bagi warga Majalengka. Sehingga jelang Ramadhan permintaan terhadap alat musik gendang baik barang baru ataupun perbaikan mengalami peningkatan.
“Alhamdulillah peningkatanya lumayan kalau bulan Ramadhan tiap harinya ada,” kata Satra.
Dikatakannya, dirinya mulai menekuni usaha pembuatan gendang sejak tahun 90 an yang didasari kecintaan terhadap seni dan budaya Sunda. Sementara pemasarannya sudah masuk dibeberapa daerah di sekitar Majalengka.
“Yang pesan dan yang service ada juga yang dari luar, dari Sumedang, Jatiwangi,” ucap Satra.
Untuk pembuatan satu set gendang, kata Satra, bisa menghabiskan waktu satu minggu, yang dijual dengan kisaran harga bervariasi tergantung bahan yang digunakan.
“Satu set gendang biasanya dijual Rp.3.500.000 dan gendang yang besar satunya Rp. 2.000.000 dari bahan kayu nangka,” ujarnya.