JURNALSUMA.COM., MAJALENGKA – Kurang pas bila merayakan Imlek tanpa adanya Kue Keranjang atau disebut juga Dodol Cina. Kue ini, menjadi salah satu kudapan khas dan wajib saat perayaan Imlek.

Bahkan menyantap dan membagikan Dodol Cina saat momen perayaan tahun baru Imlek, dipercaya memiliki filosofi kemakmuran. Hal ini, pun menjadi tradisi turun temurun yang diwariskan leluhur orang-orang Tionghoa.

Berkah juga, datang bagi para perajin Kue Keranjang. Seperti yang dilakukan Iim Gunardi, warga Blok Omas, Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Iim, menjadi produsen Dodol Cina yang rutin memproduksi dodol setiap tahun. Kue Keranjang olahannya, dipasarkan ke berbagai daerah, dan bahkan kota di luar Majalengka.

Iim yang akrab disapa Lim, tentunya tidak selalu mulus dalam menjalankan usahanya. Apalagi ditengah moderenisasi saat ini, dia harus berusaha mempertahankan tradisi warisan leluhurnya tersebut. Yakni, dengan menjaga kualitas bahan, proses pembuata hingga kemasan yang digunakan.

“Kalau produksinya setahun sekali, paling sebulan sebelum Imlek,” kata Iim saat ditemui di tempat produksi Kue Keranjang miliknya.

Lim, nampaknya sudah menggeluti usaha produksi Dodol Cina, sejak Tahun 1980. Hingga sekarang, Lim masih memproduksi Dodol Cina dengan ukuran dan harga yang bervariatif. Mulai dari Rp.15.000, Rp.35.000 dan Rp.100.000 untuk ukuran jumbo.

“Kalau bahan baku ketan, sekarang bisa habis 60 kilo sehari,” ucap Iim.

Salah seorang pembeli, Aseng menyebutkan, Dodol Cina buatan Lim sudah melegenda di Kabupaten Majalengka. Bahkan, memiliki tekstur yang lebih legit dan lebih tahan lama dengan harga relatif terjangkau.

“Saya rutin beli di sini, harga juga terjangkau,” ujar Aseng.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here